Kamis, 08 Oktober 2015

Pay the ghost. Gaya film horror amerika.

Pola pikir bisa membuat orang mempunyai ketakutan yang berbeda-beda.

Seperti halnya film yang yang baru saja aku tonton.  Pay the ghost, inilah judul yang di tampilkan. Berlatar belakang di New York, kota yang tidak pernah tidur.
Sebuah keluarga yang sedang merayakan Halloween tiba-tiba kehilangan anak satu-satunya Charlie secara misterius.

Gaya penokohan hantunya difilm ini  sangat berbeda dengan di indonesia tetapi mempunyai kesamaan dalam kemunculan hantunya. Yaitu secara tiba-tiba dan mengagetkan.

Dari film ini bisa di ambil garis besar bahwa hantu di amerika sana selalu bersumber dari sejarah masa lalu tentang penyihir dan sebagainya yang dibunuh oleh warga sekitar.  Kemudian menjadi hantu yang gentayangan untuk menuntut balas. Sedangkan di indonesia sendiri lebih banyak yang tidak memiliki latar belakang secara jelas dan individual seperti pocong dan kuntil anak, di banyak tempat ada pocong dan ada kuntil anak. Jadi tidak ada cerita individualnya. Sedangkan hantu yang memiliki latar belakang yang jelas dan individual hanya segelintir saja. Misalnya hantu kasablangka.

Ketakutan orang amerika lebih kepada kemisteriusanya daripada bentuk fisik dari hantu yang mereka gambarkan di film ini. Sedangkan di indonesia lebih kepada bentuk fisik yang menyeramkan.

Di film indonesia kita sudah bisa tahu siapa tokoh hantunya sebelum menonton filmnya, sedangkan di amerika tokoh hantu baru bisa diketahui setelah seluruh filmnya habis ditonton.