Minggu, 15 November 2015

Propaganda media (barat) di indonesia

Sudah lihat berita kemarin? Hampir semua media memberitakan kejadian teror di Paris prancis. 153 orang tidak berdosa tewas. Dan seluruh dunia berduka dan mengecam keras tindakan tersebut. Bahkan situs sosial media Facebook mengajak penggunanya untuk mencoba foto editor dengan gaya bendera prancis demi mendukung warga prancis.

Memang kejadian tersebut tidak sesuai dengan peri kemanusiaan. Tetapi apakah harus segitu di besar besarkan.

Kenapa media tidak bertindak adil antara pembantaian di gaza dan kejadian di prancis ini? Seolah di gaza tidak terjadi apa apa dan hanya di prancis saja yang terjadi teror. Kenapa media selalu lebih membela sisi yang satu dan melupakan sisi yang lain? Kenapa media tidak pernah adil? Apakah semua media di indonesia mendapatkan misi yang sama untuk menjatuhkan sisi yang satu dan membela sisi yang lain? Demi dana investasi dari pihak asing?

Senin, 19 Oktober 2015

Sinetron Perempuan di pinggir jalan

Apa yang harus saya jelaskan kepada anak saya jika dia bertanya apa yang di lakukan perempuan di pinggir jalan dengan pakaian ketat. Apa saya harus jawab dia sedang jualan cireng? Mohon bantuannya.

Saran saya jika sinetron ini masih mau terus tayangan. Tolong di pertimbangkan lagi judulnya dan latar belakangnya. Karena lembaga lain sudah berusaha untuk nekekan prostitusi.  Contohnya saja kominfo yang sudah berusaha memblokir puluhan ribu situs pornografi dan prostitusi online. Selain itu kepolisian sudah bekerja untuk mengentaskan bisnis prostitusi ini. Semoga KPI bisa mendukung lembaga lain yang sudah susah payah memberantas prostitusi di negeri ini.

Jangan sampai KPI bertindak tidak objektif karena SEO dari perusahaan tersebut mendukung KPI. Jangan sampai KPI merasa pamrih terhadap stasiun televisi swasta yang dipimpin oleh orang tersebut. KPI harus tetap professional. Terima kasih.

Meme gokil

Rabu, 14 Oktober 2015

Aceh singkil vs Tolikara : Ketidakadilan di Indonesia

Kenapa ketidakadilan bisa terjadi di indonesia, yang katanya negeri yang menganut hukum.Negeri yang merdeka dan negeri yang berkeadilan.

Seringkali di negeri ini terjadi konflik horisontal antar masyarakat. Dan bahkan para penegak hukum tidak mampu mengendalikan konflik di indonesia, yang terutama bagian timur.  Di bagian timur negeri ini seringkali yang menjadi kambing hitam selalu orang pendatang, orang yang berkeyakinan berbeda dengan sebagian besar masyarakat disana, bahkan aparat kepolisian dan TNI juga sering menjadi sasaran mereka. Seperti halnya yang terjadi di Tolikara. Sebuah pembakaran rumah ibadah (mushola) yang dilakukan oleh orang tidak dikenal, itulah yang digembar-gemborkan di berita stasiun televisi nasional. Yang selalu mendukung kubu tersebut. Pada kenyataannya yang melakukan pembakaran adalah warga sekitar. Yaitu kubu yang selalu dimanjakan di negeri ini ( Kamu pasti sudah tahu siapa kubu tersebut ).

Kemudian ada lagi insiden yang terjadi di aceh singkil sebuah pembongkaran dan pembakaran sebuah rumah ibadah ( gereja ) yang tidak memiliki izin. Kemudian banyak media yang memberikan bahwa pelakunya adalah organisasi tertentu( teroris ) yang sudah merencanakan untuk melakukan hal tersebut. Banyak organisasi yang mengutuk hal tersebut tetapi tidak mengutuk insiden yang terjadi di Tolikara. Dan sekali lagi aparat penegak hukum menjadi kambing hitam karena dianggap lalai oleh kubu yang manja tersebut. Kubu yang selalu dimanjakan di negeri ini, baik oleh pemerintah , wakil rakyat, dan juga lembaga lainnya.

Semua tindakan kekerasan seharusnya di tindak secara adil dan tidak tebang pilih. Dihukum sepadan dengan tindakan yang telah dilakukan. Diberikan secara objektif dan tidak memutar balikkan fakta yang terjadi di lapangan. Dan selalu berpangku kepada keadilan.

Jangan sampai ketidakadilan terjadi lagi di negeri ini.

Minggu, 11 Oktober 2015

Film superhero dari indonesia

Filem indonesia sedah sangat berkembang dewasa ini. Dari yang horror sampai yang komedi. Dari yang berkualitas sampai yang abal-abal. Perkembangan perfileman di indonesia tidak terlepas dari kreatifitas para sineasnya. Judul judul baru yang segar, ada juga yang remake.
Mulai dari tahun 2000an filem filem horror mulai bercampur dengan komedi yang ditambah dengan adegan sensual. Kemudian ada juga yang mengusung jenis derama percintaan anak muda. Kemudian muncul lagi filem laga modern dengan aksi yang cukup memukau penonton.

Dari sekian banyak jenis filem yang tayang. Sangat sedikit atau bahkan tidak ada filem yang berjenis superhero atau pahlawan super yang berasal dari Indonesia. Tidak seperti di luar negeri yang sudah banyak mengeluarkan filem bertemakan superhero. Misalnya saja Amerika Serikat yang sudah membanjiri publik Indonesia dengan superheronya.
Sedangkan dari negeri sendiri belum ada yang berani untuk menelurkan filem yang bertemakan superhero seperti negeri paman sam tersebut. Di indonesia sendiri bukanya tidak punya comic superhero layaknya superhero Marvel atau DC comic. Contohnya saja ada gundala putra petir. Yang sudah jelas karakternya tinggal membuat sedikit improvisasi dalam cerita yang akan disajikan agar sesuai dengan selera masa kini. Untuk special effect, Indonesia sudah banyak yang mampu menangani hal ini. Tinggal kemauan dari sineasnya saja yang harus ditumbuhkan untuk membuat filem berjenis pahlawan super.

Jika saja para sineas sineas Indonesia mau dan berani untuk mengambil tantangan ini bukan tidak mungkin akan mendapatkan sambutan yang lebih baik dari filem import yang selama ini beredar di pasar Indonesia.